Pendekatan Struktural.
Pendekatan Struktural.
Alwi Abdullah (18017059)
Metodologi Ilmu Budaya
1.Pengertian Pendekatan Struktural.
Pendekatan strukturalisme berasal dari bahasa latin struere yang berarti membangun dan kata structura yang berarti bentuk bangunan. Ajaran pokok strukturalisme adalah semua masyarakat dan kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme, sebagaimana tersirat dalam istilahnya, berkaitan dengan penyingkapan struktur sebagai pemikiran dan tingkah laku manusia. Hakikat dari pendekatan strukturalis adalah bahwa ia tidak menyoroti mekanisme sebab-akibat dari suatu fenomena, melainkan tertarik pada konsep bahwa satu totalitas yang kompleks dapat dipahami sebagai suatu rangkaian unsur-unsur yang saling berkaitan (Zaprulkhan, 2016). Strukturalisme tidak hanya terpaku pada keberadaan unsur-unsur tertentu, tetapi melihat bagaimana unsur-unsur tersebut berelasi.
Pendekatan struktural merupakan pendekatan intrinsik, yakni membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Pendekatan tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial, sejarah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya sastra (Satoto, 1993: 32). Pendekatan struktural mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984: 135). Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan struktural adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam, serta mencari relevansi atau keterkaitan unsur-unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna.Unsur-unsur Intrinsik dalam pendekatan struktural ada 4 yaitu : alur (plot), tema dan amanat, latar (tempat, waktu, dan sosial), dan tokoh.
Dari pengertian di atas, ada beberapa kesimpulan penting mengenai pendekatan struktualisme, yakni : 1). Strukturalisme tidak menganggap penting individu sebagai subjek pencipta, dan melihatnya lebih sebagai kode yang tersedia; 2). Strukturalisme memberikan perhatian yang sedikit pada sebab-akibat, dan memusatkan dirinya pada kajian tentang struktur; 3). Strukturalisme tidak menganggap penting pertanyaan tentang sejarah dan perubahan, dan lebih berkonsentrasi pada kajian hubungan antara seperangkat unsur-unsur di dalam suatu sistem pada waktu tertentu.
2.Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Struktural Menurut Riswandi dan Ttitin Kusmini (2018: 98):
a.Kelebihan :
Memberikan peluang untuk melakukan telaah sastra lebih rinci dan dalam.
Mencoba melihat sastra sebagai sebuah karya sastra dengan hanya mempersoalkan apa yang ada di dalam dirinya.
Analisis yang objektif dan analitik banyak memberi umpan balik kepada penulis, dan mendorong penulis untuk berhati-hati dan teliti dalam menulis.
b.Kelemahan :
Analisis cenderung menyebabkan masalah estetika dikorbankan.
Lebih bersifat sinkronis daripada diakronis, lebih cocok untuk analisis karya sastra dari waktu ke waktu.
Membutuhkan dukungan pengetahuan teori yang mendalam guna berbicara lebih dalam tentang aspek-aspek yang membangun karya sastra.
Mengenyampingkan konstelasi sosial budaya, padahal sastra merupakan sesuatu yang berada dan lahir dalam konstelasi budaya.
3.Pembagian Pendekatan Trukturalsime.
Pada pendekatan struktrualisme, dikelompokkan menjadi tiga bentuk yakni :
A.Struktulalisme klasik
Adalah: strukturalisme yang paling awal. Ia merupakan strukturalisme paten. Kajian yang hanya mengkaji struktursemata. Dalam kajian sastra, struktur macam ini, tidak peduli dengan hallain kecuali yang berkaitan dengan struktur di dalam karya sastra. Takada hal lain yang perlu diteliti kecuali struktur karya sastra.Penerapan strukturalisme klasik dalam karya sastra dilakukan dengancara memadukan fakta sastra dengan tema sehingga makna sastra dapatdipahami dengan jelas. Akan tetapi perlu dicatat bahwa pemahaman dan pengkajian antar struktur fakta sastra tersebut harus ditopang oleh pengetahuan yang mendalam tentang pengertian, peran, fungsi, dansegala sesuatu yang berkaitan dengan unsur tersebut. Misalnya, ketika peneliti membahas unsur tokoh dalam novel, maka ia harus tahu apa itu tokoh dalam novel dan fungsinya tersebut dengan baik dalam struktur bangunan sebuah novel.
B.Strukturalisme genetik
Adalah: strukturalisme yang tidak hanyamelibatkan struktur sastra melainkan juga kehidupan pengarang dankondisi sosial masyarakat yang mendorong karya itu lahir. Arti genetik itu sendriri adalah “asal usul karya sastra” yang bera rti diri pengarangdan kenyataan sejarah yang turut mengkondisikan karya sastra saat iadiciptakan. Tokoh strukturalisme genetik adalah Lucien Goldman.Menurut Goldman, ada dua macam karya sastra. Pertama, karya sastra pengarang utama, yakni karya sastra yang strukturnya sebangun denganstruktur kelompok atau kelas sosial tertentu.
Kedua, karya sastra pengarang kelas dua, yakni karya sastra yang sekedar raproduksi segi permukaan realitas sosial dan kesadaran kolektif. Nah, karya sastra yangcocok diteliti dengan kajian strukturalisme genetik adalah karya sastrayang pertama, karena, menurut Goldman, di dalam karya tersebutterdapat apa yang disebut dengan “problematik hero” yaitu permasalahan-permasalahan yang berhadapan dengan kondisi sosial yangdari sana pengarang berusaha mendapatkan/menentukan suatu nilaitertentu yang diimplementasikannya kedalam karyanya. Mengetahui nilaitersebut berarti menangkap pandangan dunia sang sastrawan.
C.Strukturalisme Dinamik.
Maksud “dinamik” di sini mengacu pada dinamika yang diakibatkan pembacaan kreatif dan pembaca yang dibekali konsiliasi yang selalu berubah, ia dianggap sebagai homo significan, makhluk yang membacadan menciptakan tanda.Jadi dapat dikatakan bahwa strukturalisme dinamik adalah kajianstrukturalisme dalam rangka semiotik. Artinya, karya sastra dikaitkandengan sistem tanda. Tanda mempunyai dua fungsi: otonom, yakni tidakmenunjuk di luar dirinya dan informasional, yakni menyampaikan pikiran, perasaan dan gagasan. Adapun penerapannya dapat dilakukandengan pertama-tama menjelaskan struktur karya sastra yang diteliti.Kemudian menjelaskan kaitan pengarang, realitas, karya sastra dan pembaca.
Daftar Pusata
Riswandi, Bode dan Titin Kusmini. (2018). Kamar Prosa. Tasikmalaya: Langgam Pustaka.
Zaprulkhan, 2016, FILSAFAT ILMU: Sebuah Analisis Kontemporer, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Teeuw,A. 1988. Sastra dan Ilmu Satra, Teori pengantar Sastra .Pustaka Jaya: Jakarta
Komentar
Posting Komentar